Perkenalkan saya @Adityamuharam,
kebetulan sedang kuliah S2 di Swedia dan Juventino sejak 1997. Dalam
secarik tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman ZIARAH JUVENTUS saya
di bulan oktober 2011. Pada bulan ini saya mempunyai waktu luang dan
sedikit rezeki untuk menunaikan ziarah ke tanah suci Turin dan menonton
beberapa pertandingan Serie A lainnya. Ziarah ke Turin ini mencakup
kunjungan ke Juventus Center di Vinovo, Juventus Shop di tengah kota,
dan tentunya menonton pertandingan Juventus-Fiorentina yang berkesudahan
2-1 untuk kita. Saya akan ceritakan proses perjalanan dari awal hingga
akhir dengan harapan kawan-kawan bisa terinspirasi untuk menunaikan
ziarah ini juga.
Sebenarnya ini merupakan pertandingan
Juventus kedua saya di Turin. Tapi yang pertama saat Juve sedang
teraniaya di Serie B, yaitu di bulan maret 2007. Pada saat itu Juventus
membekuk Piacenza 4-0 di Stadion Olimpico, Del Piero mencetak Hattrick
dan Nocerino masih bermain untuk Piacenza. Saat itu saya ke Italia
dalam rangka jalan-jalan sembari mumpung, setelah menghadiri
International student festival in Trondheim, Norwegia, tahun 2007.
Pendek cerita tahun 2009 saya berangkat lagi ke Eropa untuk kuliah dan
menunggu sampai 2011 yaitu saat Stadion Juventus selesai untuk melakukan
ziarah suci ini.
Persiapan
Dalam perjalanan ini saya beruntung ditemani seorang Juventino Indonesia fanatik lain yang juga sedang kuliah di Swedia, @fuermischung,
sehingga perjalanan jadi seru. Walaupun persiapan ini konteksnya
perjalanan sesama negara Uni Eropa (Swedia Italia PP) saya usahakan
memberikan tips persiapan perjalanan dari Indonesia. Persiapan kami
dimulai kira-kira dua-tiga bulan sebelum hari H pertandingan. Hal hal
yang perlu dipersiapkan adalah tiket pesawat, akomodasi, tiket
pertandingan dan informasi transportasi atau makan di kota Turin. Untuk
akomodasi melalui bantuan rekan rekan sesama mahasiswa di Perhimpunan
Pelajar Indonesia (PPI) di Italia, kami dapat tebengan selama beberapa
hari, disini tentunya kami bisa masak sendiri yang menghemat
pengeluaran. Tentunya ada opsi lain yang bisa dicari yaitu coachsurfing
buat cari tebengan gratis, atau youth hostel yang cukup murah untuk
ukuran Eropa. Intinya akomodasi kami aman.
Setelah mencari celah jadwal perkuliahan
yang longgar alhasil kami membidik pekan 8 Seria A kontra Genoa (22
okt), dan pekan 9 kontra Fiorentina (25 okt). Sayang disayangnya tiket
pertandingan resmi baru dijual dua minggu sebelum pertandingan dimulai,
walaupun bisa booking tiket lewat website calo dengan harga super
melambung. Karenanya kami nekat harus membooking tiket pesawat jauh-jauh
hari agar mendapat harga murah walau belum punya tiket pertandingan.
Pada titik ini kami memutuskan kalau tiket lewat jalur resmi tidak
didapat, calo pun jadi. Tapi nanti dulu soal tiketnya, sekarang soal
pesawat dulu.
Untungnya di Eropa banyak low budget
flight yang super murah bila kita membeli tiketnya jauh jauh hari. Tiket
penerbangan bisa semurah 10-20 Euro untuk one way flight lho, termasuk
pajak dan administrasi pembelian tiket via internet. Salah satu airline
yang reliable untuk perjalanan ini adalah RYANAIR yang melayani rute ke
bandara Caselle dekat Turin dan juga Bandara Orio di Bergamo dekat
Milan. Dua bandara ini menjadi titik perjalanan saya. Kalau dari kota
saya, Gothenburg City Airport, Kota Gothenburg, Swedia hanya ada
penerbangan ke Bandara Orio di kota Bergamo, dekat Milan. Perlu diingat
Milan hanya 90 menit kereta dari Turin, dan relatif lebih mudah aksesnya
ketimbang Turin. Oke sebelum semuanya pusing gara-gara seluk beluk
penerbangan di Eropa saran saya cek website MOMONDO.COM
untuk komparasi flight yang murah. Kalo bisa bidik bandara MALPENSA
MILAN, CASELLE TURIN, atau BERGAMO MILANO. Dari bandara Malpensa ada bis
langsung ke Turin, tapi kalo dari Bergamo harus ke Milan dulu lalu naik
kereta ke Turin. Saya sarankan cek juga website seperti wikitravel atau tripadviser untuk informasi praktis mengenai transportasi atau turisme di kota Milan dan Turin.
Pendek cerita tiket pesawat PP Swedia
Italia (€45 PP) sudah ditangan, tapi tiket pertandingan belum ada. Nah
mendapatkan tiket ini juga jatuh bangun. Berbeda dengan liga eropa
lainnya sebenarnya liga Italia jarang sold out karenanya kami cukup
percaya diri akan dapat tiket lewat jalur resmi, toh cuman kontra Genoa
dan Fiorentina. Berdasarkan informasi resmi dari website Juventus.com,
pembelian tiket diserahkan pada sebuah agen dengan website resminya www.listicket.it, agen resmi tiket Juventus.
Nah bagi kawan-kawan yang akan
berhadapan dengan listicket, bersiaplah makan hati. Sebagai website
berbasis bahasa Italia, web ini mempunyai versi bahasa Inggris yang
buruk. Terjemahannya sering meleset, opsi entry bahasa Inggrisnya
terbatas dan sering tiba tiba balik ke Bahasa Italia. Karenanya
rajin-rajinlah pakai google translate. Selain itu websitenya sering
ERROR, GAGAL LOG-IN dan juga sering CRASH kalo kebanyakan pengunjung.
Dengan keajaiban, anda akan sukses bertransaksi. Penjualan lewat
listicket biasanya dimulai 10-14 hari sebelum hari H. Mereka yang
memiliki Membership Premium Juventus (cek di Juventus.com) atau kartu
tifosi resmi akan diberikan privilese untuk membeli tiket, bila ada sisa
tiket baru dilempar ke general sale via internet. Bila masih ada sisa
lagi baru dijual di agen tiket seantero Italia. Bila masih ada sisa lagi
baru dijual di loket tiket Stadion saat hari H.
Walhasil untuk pertandingan Juve Genoa
22 Oktober, listicket mulai membuka penjualan online pada 11 Oktober
2011 pukul 11 siang waktu Eropa Tengah (Central European Time), dan
langsung CRASH karena kebanyakan pengunjung. Selama 3 hari kami berjuang
mati matian berusaha beli tiket online resmi tapi gagal, karena kami
tidak punya Membership Juventus (bayar 40 Euro lho) atau kartu tifosi
dan juga diperparah dengan tingginya permintaan. Pada hari keempat,
sebelum ada kesempatan penjualan general sale untuk non-member atau
dilempar ke loket, Juventus.com mengumumkan tiket pertandingan
Juventus-Genoa, SOLD OUT. FAVANCULLO, TIKET PESAWAT DAH PUNYA, MASA GA
NONTON BOLA!!! Tanpa pikir panjang, kami beralih ke website calo.
Oke jadi rencana awal kami ingin beli
tiket tribun atas seharga 30 Euro untuk pertandingan kontra Genoa dan
Kontra Fiorentina. Melihat tiket kontra Genoa sold-out, kami terpaksa
beli melalui website calo untuk mendapatkan ketenangan hati, kepastian
kalau kami punya tiket pertandingan Juve-La Viola Merda. Website yang
kami pakai namanya www.seatwave.com,
cukup reliable walau harga jadi dua kali lipat. Untuk sebuah tiket
Juventus v Fiorentina, tribun bawah (est lateral) seharga 40 Euro kami
harus merogoh kocek sebesar 80 Euro termasuk ongkos kirim. Yah demi
Juve, kapan lagi coba. Sedikit info lagi, jadi sebenarnya www.seatwave.com, www.viagogo.com
atau website calo lain itu menggunakan sistem fan to fan ticket barter.
Jadi banyak oknum-oknum menggunakan membership atau kartu tifosi mereka
untuk nyalo tiket. Oh ya nama sesuai passport akan tertera di setiap
tiket dan akan ada cek identitas sebelum masuk stadion. Selain itu web
itu akan menjamin tiket sampai beberapa sebelum pertandingan jadi kalau
bisa belinya ya jauh jauh hari. Kami pun meminta tiket diantar ke alamat
tebengan kami di Turin. Tiket dengan nama kami pun ditangan. Sedikit
tambahan soal tiket, ternyata pada hari pertandingan ada loket-loket
resmi untuk balik nama tiket di sekitar stadion. Jadi walau sudah
soldout, masih ada kemungkinan untuk mendapatkan tiket dari calo
disekitar stadion dan balik nama di loket resmi. Saya bertemu dengan
orang Swedia keturunan Turki yang beli tiket seharga 200 Euro dari calo
pada hari H pertandingan Juventus Genoa. Hmmmmmph….
Oke tiket pesawat sudah, tiket pertandingan sudah, akomodasi sudah, informasi umum soal kota Turin pun sudah (wikitravel ), sekarang kita fast forward ke moment moment penting ziarah kami.
SEKILAS SOAL TURIN
Kota Turin merupakan ibukota Italia lama
dan memiliki banyak hal yang menarik untuk dikunjungi. Yang harus
diingat adalah dua titik sentra transportasi; Stasiun Porta Nouva dan
Stasiun Porta Susa. Di sekitar dua stasiun kereta itulah bis, tram dan
metro bawah tanah berseliweran. Kalau nyasar, cari saja dua titik itu.
Sebelum datang sebaiknya liat wikitravel deh untuk mengetahui objek
wisata menarik dan juga cara menggunakan sistem transportasi disini.
Selain segala sesuatu yang berbau
Juventus, yang menarik dilihat dikota ini adalah Royal Palace, Mole
Antonelli, Piazza Vitorio Venetto, Sungai Po, Basilika di Superga,
Museum Otomotif dan banyak tempat lainnya. Yah tidak usah panjang lebar
soal kotanya lah, yang penting Juvenya kan.
Juventus shop selain ada di stadion juga
ada di pusat kota. Tepatnya di Via Garibaldi, dekat Royal Palace.
Disitu terdapat barang-barang yang sepertinya bisa diorder juga secara
online. Tapi saya pribadi lebih tertarik dengan barang-barang Juventus
yang dijual di kaki lima dekat stadion, yang ini tidak bisa dibeli
online. Selain itu kantor administrasi Juventus terletak di Via Luigi
Feraris, tapi tidak ada yang bisa diharapkan dari sini kecuali mau
nyegat Agnelli atau Marotta. Lokasi penting lainnya adalah hotel
Principi di Piemonte yang terletak di pusat kota Turin. Konon, Hotel ini
langganannya skuadra Bianconero. Yah silahkan dipantengin dari sehari
sebelum pertandingan deh.
VINOVO
Rasanya dosa besar bila ke Turin tapi
tidak berkunjung ke Juventus Center di Vinovo. Sayangnya,
transportasinya membingungkan bahkan pada percobaan pertama saya nyasar
dan harus menyerah setelah terlunta-lunta menunggu bis yang tidak
kunjung datang di tempat yang salah. Orang Italia sedikit yang bisa
bahasa Inggris, jadi sering saya miskomunikasi dan disasarkan secara
tidak sengaja. Singkat kata untuk bisa ke Vinovo training center caranya
naik bus SADEM (bus regional) rute 26 jurusan Pobieso dan turun di
halte Ippodromo (Mondo Juve). Beli tiket busnya (3,4 Euro PP) di
Kafe-kafe yang bertuliskan biglieti sadem di sekitar Via Sacchi dekat
Porta Nouva, lalu naik busnya di depan Torino Esposizioni (untuk kesini
dari porta nuova naik bus 34). Setelah naik bus Sadem itu ingatkan supir
bus Sademnya kalo kita mau ke Vinovo Juventus, karena tidak ada sign
soal Juventus training center, WHATSOEVER!!! Memang training centernya
sebenarnya tertutup dan tidak dikomersialkan untuk publik. Saya sarankan
juga untuk mempunyai print-an google maps Juventus Center Vinovo dan
juga melihat google street viewnya, karena dari halte bus ke lokasinya
itu benar-benar tidak ada penunjuk arah dan harus jalan sekitar satu
kilometer. Kalau memang terpaksa, bisa pakai taksi sih.
Tapi sehabis gelap terbitlah terang.
Kegagalan kami mencapai Vinovo sehari sebelumnya, dan perjuangan mencari
alamatnya berbuah manis. PADA TANGGAL 24 OKTOBER 2011 KAMI BERTEMU,
FOTO BARENG DAN DAPAT TANDATANGAN ALLENATORE KITA, ANTONIO CONTE!!!
Kebetulan kami sampai di gerbang Juventus Center jam 13.30 CET. Disana
sudah ada beberapa orang Tifosi Juventus dari Swedia, Italia, Bulgaria
dan Albania. Rencana awal kami sih cuma mau foto-foto di depan training
center dan langsung pulang, tapi 5 menit setelah kami tiba, Conte datang
melewati gerbang dengan mobilnya. Tak dinyana setelah parkir, ia keluar
gerbang dan menghampiri kami….. GRANDE GRANDE GRANDE CONTE, TI AMO!!!
Tidak pernah terbayang dalam perjalanan
ini kami bisa salaman, foto bareng dan dapat tandatangan CONTE. Rasanya
seperti habis tabrakan kawan. Kami pun tidak percaya ini terjadi.
Lantas, kami bertahan berdiri diluar berharap dapat berjumpa dengan
skuadra Bianconero lainnya. Pirlo, Matri, Pesotto, Toni, Giacherini,
Buffon, Liechsteiner, Del Piero adalah beberapa nama yang datang dan
melewati gerbang dengan mobil mereka. Namun tidak satupun turun dan
menghampiri para tifosi seperti Conte. Tapi memang sepertinya si Conte
yang datang terlalu awal untuk press conference di Vinovo jam 15.00 CET.
Intinya buat Juventino sekalian, kalo mau ke Vinovo, cek jadwal
pressconference atau jadwal latihan Juventus. Kami tidak melakukannya
namun beruntung datang di saat yang tepat. It was the highlight of the
day. GRANDE CONTE!!!
JUVENTUS 2-1 FIORENTINA
Akhirnya hari yang ditunggu tiba juga.
Selasa, 25 Oktober 2011. Semua orang yang kami jumpai di perjalanan ini
yang pernah merasakan atmosfir Juventus Stadium, semua mengekspresikan
satu sensasi: STADIUM ORGASM!!! ORGASME karena stadionnya selalu full
dengan Juventino yang ber- “FINO ALLA FINE FORZA JUVENTUS” atau
senandung cori-cori lainnya tanpa kenal lelah. Belum lagi getaran
stadium tiap kali Juve mencetak gol. Membayangkannya saja sudah pusing.
Oke untuk berangkat ke Stadium Juventus,
kami menggunakan Bus 72 dari Stasiun Kereta Porta Susa dan turun di
halte Delle Alpi. Ya, nama perhentian busnya masih Delle Alpi, belum
diganti. Setelah itu tentu saja, cinta pada pandangan pertama. Stadium
Juventus yang elegan di hadapan kami, siap mencetak sejarah baru
kejayaan Juventus bagi kita semua. Terlepas dari subjektifitas kekaguman
kami, stadium ini bukan tanpa cela. Pertama, posisinya terlalu jauh
dari pusat kota, sekitar 40 menit naik bis lah. Kedua, area sekitarnya
walau bukan daerah kumuh, tapi lebih seperti daerah-daerah industri yang
kurang asri dan terkesan gersang. Ketiga, minimnya akses ke stadium.
Mungkin ini yang patut disayangkan, karena stadiumnya ditutup total dan
tidak bisa diakses kecuali bagi yang punya tiket. Itu pun beberapa jam
sebelum pertandingan. Saya berjumpa dengan beberapa tifosi yang datang
berharap bisa ikut tur masuk ke stadium, melihat musium, atau masuk ke
toko di dalam, NAMUN MEREKA KECEWA. Karena itu semua belum tersedia,
alhasil silahkan foto foto dari luar. Semoga ini berubah dan manajemen
Juventus bisa mengkomersilkan Stadiumnya lebih lanjut sehingga para
tifosi bisa mendapatkan pengalaman yang lebih lengkap baik di Vinovo
maupun di Stadion.
Tiga
jam sebelum kick-off, gerbangpun dibuka. Kami segera masuk agar bisa
selama mungkin menikmati stadiumnya. Kami masuk melalui Ingresso
(entrance) D, disana kami melewati dua gerbang. Gerbang pertama cek
kesesuaian identitas dengan tiket lalu gerbang kedua validasi tiket
otomatik. Didalam masih banyak side event dan hal-hal lain yang
menarik. Side event seperti penalty shoot-out, tifosi school, dan
Juventus Make-Up memeriahkan lorong-lorong stadium. Lalu ada foto-foto
legenda Juventus, Vialli, Toricelli, Montero, Nedved yang terpampang
mengelilingi tembok stadium. GRANDE TRADIZIONE!!! Selain itu ternyata
ada Baby room atau ruangan penitipan bayi yang disediakan gratis beserta
pengasuhnya. Well done, Agnelli, sayangnya stadium ini tidak bebas asap
rokok. Entah memang dilarang atau tidak, banyak sekali orang merokok di
dalam stadium. Sebagai perokok yang sudah tobat dan terbiasa dengan
ruang publik bebas asap di Swedia, ini cukup menjengkelkan.
Settore 111, tingkat 18, kursi 36 dan
37. Itulah posisi duduk kami. Persis disebelah settore ospiti atau
sektor tifosi fans away, La Viola merda. Enaknya berada di tribun bawah,
selama pre-match kami bisa merapat ke pinggir dan berusaha sedekat
mungkin dengan lapangan. Dari pinggir lapangan kami bisa melihat skuadra
kita pemanasan. Chiellini, Bonucci, Pirlo, Storari, Pepe, Giacherini,
Piero, Marchisio, Vidal dan lainnya melakukan pemanasan 5 meter di depan
saya. Di belakang mereka para ultras Juventus di kurva selatan (curva
sud) membentangkan simbol mereka masing-masing. Saya bisa membaca
banner, spanduk dan bendera Drughi, Nucleo, dan Viking di kurva
tersebut. Hitam, putih, abu-abu dan pink, warna yang diusung para tifosi
yang berkelas, pendukung klub yang terhormat.
Waktu berlalu, kick off akan segera
dimulai, nama para pemain disebut satu persatu, tifosi bersemangat,
stadion mulai bergetar… dan dan dan… STORIA DE UN GRANDE AMORE
BERKUMANDANG… saya tidak bisa mendeskripsikan perasaannya, semoga video
ini membantu…
VINCI PER NOI, MAGICA JUVENTUS!
VINCI PER NOI, MAGICA JUVENTUS!
VINCI PER NOI, MAGICA JUVENTUS!
Saya tidak akan menjabarkan detail
pertandingannya disini, itu bisa dicari di website lain. Saya hanya
ingin ceritakan sensasi-sensasi yang penting-penting saja.
GOL LEONARDO BONUCCI, satu stadion
PECAH!!! Kepala saya juga mungkin pecah!!! Luar biasa desibelnya…
apalagi sambil teriak-teriak, loncat-loncat dan berusaha ambil foto
pula.
Walau senang, tapi hati belum tenang…
terbukti Jovetic mencetak gol. Sekarang gantian Tifosi La Viola Merda
yang membahana. Sedangkan yang lain sedang terdiam diri mengevaluasi
kesalahan. Tapi tidak pakai lama, Curva Sud sudah kembali bergelora,
menyanyikan cori-cori tradisional Juventus. Jauh di lubuk hati yang
dalam sebenarnya saya sudah menduga Jovetic akan mencetak gol, dan juga
berharap dia akan direkrut Juve di kemudian hari.
Dalam kesempatan ini Tifosi La Viola
Merda patut dicela. Dalam beberapa kesempatan mereka memprovokasi dengan
melempar gelas minuman ke arah kami, padahal settore kami itu tifosi
yang tidak terorganisir, yah bukan ultras lah, secara mereka semua di
Curva Sud. Yang paling menjijikan, saya bisa melihat setidaknya 4 hingga
7 bendera dan slayer Liverpool diusung mereka. Mereka menggunakan
simbol Liverpool dan memprovokasi dengan tragedi Heysel yang memakan
banyak korban jiwa suporter Juventus. #Sampah.
Tetap tenang, jangan terpancing, sudah
bayar mahal fokus ke pertandingan saja. Skor masih 1-1, hati pun masih
dag dig dug, sampai keajaiban itu pun datang. Keajaiban itu mengambil
wujud berupa umpan Pepe. Berkelit berjibaku seperti banteng yang
terluka, Pepe melepaskan umpan brilian yang diselesaikan oleh Matri…2-1…
dan seperti diduga sensasinya… SATU STADION..HANCUR.. PECAH..
BERANTAKAN!!! In short.. ORGASM!!!
Suara habis, rahang pegel, hati riang… sekian.
Untuk Foto-Foto lain bisa dilihat di Album Grande Juventus 2011
NATO JUVENTINO E MORIRO JUVENTINO - FINO ALLA FINE FORZA JUVENTUS.
http://signora1897.com/2011/11/aditya-muharam-ziarah-ke-tanah-suci-juventus-2011/